I. KONDISI MASYARAKAT MEKKAH SEBELUM ISLAM
A.
Kepercayaan Masyarakat Sebelum Islam
Pada awalnya, Masyarakat Mekkah adalah penganut agama Tauhid yang dibawa
oleh nabi Ibrahim as. Kemudian dilanjutkan oleh putranya nabi Ismail.
Perjalanan hidup nabi Ibrahim, Istrinya Siti hawa, dan Putranya Nabi Ismail
melahirkan beberapa syariat Islam dan kebudayaan yang sampai sekarang terpelihara.
Seperti ka’bah, maqam Ibrahim, dan peristiwa qurban. Bahkan Proses perjalanan
kehidupan keluarga ini ditiru dan disimulasikan oleh umat Islam dalam bentuk
manasik haji. Manasik haji merupakan rangkai dari usaha ketiga makhluk Allah
dalam mendekatkan diri kepada tuhannya yang maham Esa.
Ketika terputus kerosulan setalah Nabi Ismail as, masyarakat Mekkah
mulai pindah menyembah selain Allah.
Proses perpindahan kepercayaan itu berawal dari Amir bin Lubai seorang pembesar
suku Khuza’ah, pergi ke Syam (syiria). Dia melihat penduduk kota Syam melakukan
ibadah dengan menyembah berhala. Dia tertarik untuk mempelajari mempraktekannya di Mekkah. Dia membawa berhala yang dinamai Hubal dan diletakkan di Ka’bah. Berhala Hubal menjadi
pimpinan berhala yang lain seperti latta, uzza dan Manat.
Dia mengajarkan kepada masyarakat Mekkah cara menyembah berhalah.
Sehingga masyarakat menyakini bahwa berhala
adalah
perantara untuk mendekatkan diri kepada tuhannya. Sejak itulah mereka mulai membuat
berhala-berhala
sehinga mencapai 360 berhala mengelilingi ka’bah. Dan mulailah kepercayaan baru masuk ke masyarakat
Mekkah dan kota mekkah menjadi pusat penyembahan berhala.
Ketika melaksanakan haji, Bangsa Arab melihat berhala-berhala di sekitar
Ka’bah. Mereka bertanya alasan menyembah
berhala. Para Pembesar menjawab bahwa berhala-berhala tersebut merupakan
perantara untuk mendekatkan diri kepada Tuhan. Setelah itu, mereka kembali ke
daerahnya dan meniru cara ibadah masyarakat Mekkah. Mulailah kepercayaan baru
menyebar di seluruh Jazirah Arab.
hadits yang diriwayatkan
oleh Bukhari dari sanad Ibnu Abbas, dikatakan “Patung-patung yang ada pada
zaman Nabi Nuh AS merupakan patung-patung yang disembah pula dikalangan bangsa
Arab setelah itu. Adapun Wudd adalah berhala yang disembah oleh suku
Kaib di Daumatul Jandal. Suwa adalah sesembahan Hudzail. Yaghuts sesembahan
suku Murad, kemudian berpindah ke Bani Ghatifdi di lereng bukit yang terletak
di kota Saba.”
Adapun
Ya’uq adalah sesembahan Suku Hamdan, Nasr sesembahn suku Himyar dan keluarga
Dzi Kila’. Padahal nama-nama itu adalah nama orang-orang sholeh di zaman Nabi
Nuh AS. Setelah mereka wafat, syetan membisikkan kaum yang sholeh supaya di
buat patung-patung mereka di tempat-tempat pertemuan dan menamainya sesuai
dengan nama-nama mereka. Patung-patung itu tidak di sembah sebelum orang-orang
sholeh itu mati dan ilmunya telah hilang dari kalangan mereka. Dari situlah,
dimulai penyembahan terhadap berhala-berhala itu.
Masa itu dikatakan masa
jahiliyyah, bukan berarti mereka bodoh dari keilmuannya namun mereka bodoh dari
keimanan kepada Allah seperti yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim as. Adapun
faktor penyebab penyimpangan dari ajaran Nabi Ibrahim ialah:
- Adanya kebutuhan terhadap Tuhan yang selalu bersama mereka terutama saat mereka membutuhkan.
- Kecenderungan yang kuat mengagungkan leluhur yang telah berjasa terutama kepala kabilah nenek moyang mereka.
- Rasa takut yang kuat menghadapi kekuatan alam yang menimbulkan bencana mendorrong mereka mencari kekuatan lain diluar Tuhan.
Disamping kepercayaan terhadap penyembahan berhala, ada kepercayaan lain
yang berkembang di Mekkah, yaitu:
a.
Menyembah Malaikat
Sebagian
masyarakat arab menyembah dan menuhankan malaikat. Bahkan sebagian beranggapan
malaikat adalah putri Tuhan.
b.
Menyembah Jin, Ruh, atau hantu
Sebagian
masyarakat Arab menyembah jin, hantu, dan ruh leluhur mereka. Mereka mengadakan
sesajian berupa kurban binatanag sebagai bahan sajian agar mereka terhindar
dari bahaya dan bencana.
Ketika mendekati kedatangan Islam, beberapa orang berusaha melepaskan
diri dari penyembahan terhadap berhala dan menyebarkan ajaran tauhid yang
dibawa nabi Ibrahim as. Diantara mereka adalah Waraqah bin Naufa, Umayah bin Shalt, Qus saidah,
Usman bin Khuwairis, Abdullah bin Jahsyi, dan
Zainal bin Umar. Mereka adalah kelompok yang menentang tradisi menyembah berhala. Namun Mereka meninggal sebelum datangnya Islam.
B. Kondisi
Sosial Masyarakat Mekkah Sebelum Islam
Bangsa arab
memiliki karakter positif seperti pemberani, ketahanan fisik, kekuatan daya
ingat, hormat akan harga diri dan martabat, penganut kebebasan, loyal terhadap
pimpinan. Pola hidup sederhana, ramah, ahli syair dan sebagainya. Tapi karakter
baik mereka terkikis oleh kejahiliyahan mereka.
Mereka
melakukan kebiasaan-kebiasaan buruk seperti minum khamr (arak) sampai mabuk,
berzina, berjudi, merampok dan sebagainya. Mereka menempatkan perempuan pada
kedudukan yang sangat rendah. perempuan dipandang ibarat binatang piaraan dan
tidak memiliki kehormatan dan kekuatan untuk membela diri. Laki-laki memiliki
kebebasan untuk menikah dan menceraikan semaunya.
Tradisi yang
terburuk di masyarakat Arab adalah mengubur anak-anak perempuan mereka
hidup-hidup. Mereka merasa terhina dan malu memiliki anak perempuan dan marah
bila istrinya melahirkan anak perempuan. Mereka menyakini bahwa anak perempuan
akan membawa kemiskinan dan kesengsaraan.
Selain itu,
sistem perbudakan berlaku di masyarakat Arab. Para majikan memiliki kebebasan
mempelakukan budanyaknya. Mereka punya kebebasan menyiksa budaknya, bahkan
memperlakukan budaknya seperti binatang dan barang dagang yang bisa dijual atau
dibunuh. Posisi budak tidak memiliki kebebasan hidup yang layak dan manusiawi.
C. Kondisi
Ekonomi Masyarakat Mekkah Sebelum Islam
Bangsa arab memiliki mata
pencaharian bidang perdagangan, pertanian, dan peternakan.
Peternakan menjadi sumber
kehidupan bagi Arab badui. Mereka berpindah-pindah menggiring ternaknya ke
daerah yang sedang musim hujan atau ke
pandang rumput. Mereka mengosumsi daging dan susu dari ternaknya. Serta membuat
pakaian dan kemanya dari bulu domba. Jika telah terpenuhi kebutuhannya, mereka
menjualnya kepada orang lain. Orang kaya dikalangan mereka terlihat dari
banyaknya hewan yang dimiliki.
Selain Arab Badui, sebagian
masyarakat perkotaan yang menjadikan peternakan sebagai sumber penghidupan. Ada
yang menjadi pengembala ternak milik sendiri, ada juga yang mengembala ternak
orang lain. Seperti Nabi Muhammad saw, ketika tinggal di suku Bani Sa’ad,
beliau seorang pengembala kambing. Begitu juga Umar bin Khaththab, Ibnu Mas’ud
dan lain.
Adapun Masyarakat perkotaan yang tinggal di daerah subur, seperti Yaman,
Thaif, Madinah, Najd, Khaibar atau yang
lainnya, mereka menggantungkan sumber kehidupan pada pertanian. Selain
pertanian, mayoritas mereka memilih perniagaan sebagai mata pencaharian. Khusunya, penduduk Mekah,
mereka memiliki pusat perniagaan istimewa. Penduduk Mekah memiliki kedudukan
tersendiri dalam pandangan orang-orang Arab, yaitu mereka penduduk negeri Haram
(Mekah). Orang-orang Arab lain tidak akan mengganggu mereka, juga tidak akan
mengganggu perniagaan mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah
menganugrahkan hal itu kepada mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Artinya : 67. dan Apakah
mereka tidak memperhatikan, bahwa Sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri
mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka
mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang bathil dan
ingkar kepada nikmat Allah?
Suku Quraisy merupakan
pendudukan Mekkah yang memegang peranan dalam perniagaan di Jazirah Arab.
Mereka mendapat pengalaman perniagaan dari orang-orang Yaman yang pindah ke
Mekah. Orang-orang Yaman terkenal keahlianya di bidang perniagaan. Selain
itu, kota Makkah memiliki Ka’bah
sebagai tempat orang-orang di jazirah Arab melaksanakan haji. Mereka datang
untuk melaksanakan haji setiap tahun.
Kebisaan Orang-orang Quraisy mengadakan perjalanan perdagangannya ke
daerah-daerah lain. Allah saw. mengabadikan
perjalanan dagang mereka sebagai perjalanan dagang yang sangat terkenal, yaitu
perjalanan musim dingin menuju Yaman, dan sebaliknya perjalanan dagang musim
panas ke Syam. Allah berfirman:
لإِيلاَفِ قُرَيْشٍ {1}
إِيلاَفِهِمْ رِحْلَةَ الشِّتَآءِ وَالصَّيْفِ {2} فَلْيَعْبُدُوا رَبَّ هَذَا
الْبَيْتِ {3}
الَّذِي أَطْعَمَهُم مِّن جُوعٍ
وَءَامَنَهُم مِّنْ خَوْفٍ {4}
Artinya 1. karena kebiasaan orang-orang Quraisy, 2.
(yaitu) kebiasaan mereka bepergian pada musim dingin dan musim panas, 3. Maka
hendaklah mereka menyembah Tuhan Pemilik rumah ini (Ka'bah). 4. yang telah
memberi makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka
dari ketakutan. (QS. Quraisy: 1-4)
Orang-orang Arab memiliki pusat-pusat perdagangan yang terkenal seperti Ukazh, Mijannah, dan Zul Majaz. Fungsi pusat perdagangan bukan
hanya sebagai tempat transaksi perdagangan, tetapi juga menjadi pusat pertemuan
para sastrawan, penyair,
dan orator. Mereka saling menguji kemampuan. Hal ini mengambarkan bahwa konsep pasar tidak sekedar sebagai pusat perdagangan,
tetapi juga menjadi pusat peradaban, kekayaan bahasa dan transaksi-transaksi
global. Dan Bahasa Arab orang-orang Quraisy pada saat itu menjadi bahasa
yang paling mudah diucapkan, paling enak didengar serta paling kaya
perbendaharaan kata dan maknanya.
Pada Transaksi ekonomi, transaksi riba sudah merata di jazirah Arab.
Termasuk Mekkah sebagai pusat sudah terpengaruhi sistem riba. Hal ini bisa terjadi karena mempelajari
dari sistem perdagangan yang dilakukan oleh bangsa lain.
Adapun Transportasi yang mereka andalkan pada saat itu ialah onta, yang
dianggap seabgai perahu padang pasir. Onta merupakan kendaraan yang menakjubkan.
Onta memiliki kekuatan yang tangguh, mampu menahan haus dan mampu menempuh
perjalanan yang sangat jauh. Onta-onta ini pergi membawa barang dagangan dari
negeri lainnya, dan kemudian kembali membawa produk negeri tempat berniaga.
D. Kondisi Politik Masyarakat Arab sebelum Islam
Pada masyarakat
arab pra Islam dapat dibagi berdasarkan territorial kepada dua bagian yaitu:
1. Penduduk
kota (al-hadharah) yang tinggal di kota perniagaan jazirah Arabia, seperti
Mekkah, Madinah. Kota Mekkah merupakan kota penghubung perniagaan Utara dan
selatan, para pedagang dengan khalifah-khalifah yang berani membeli barang
dagangan dari India dan Cina di Yaman dan menjualnya ke Syiria di Utara.
2. Penduduk
pedalaman yang mengembara dari satu tempat ke tempat lain. Cara mereka hidup
adalah nomaden, berpindah dari suatu daerah ke daerah lain, mereka tidak
mempunyai perkampungan yang tetap dan mata pencaharian yang tepat bagi mereka
adalah memelihara ternak, domba dan unta.
Sebelum
kelahiran Islam, ada tiga kekuatan politik besar yang mempengaruhii politik
Arab; yaitu kekaisaran Nasrani Byzantin, kekaisaran Persia yang memeluk agama
Zoroaster, serta Dinasti Himyar yang berkuasa di Arab bagian selatan.
Kekaisaran
Bizantium dan Kekaisaran Romawi Timur dengan ibu kota Konstantinopel merupakan
bekas Imperium Romawi dari masa klasik. Pada permulaan abad ke-7, wilayah
imperium ini telah meliputi Asia kecil, Siria, Mesir dan sebagian daeah Itali
serta sejumlah kecil wilayah di pesisir Afrika Utara juga berada di bawah
kekuasaannya.
Sedangkan
kekaisaran Persia berada di bawah kekuasaan dinasti Sasanid (sasaniyah). Ibu
kota persia adalah al-Madana’in, terletak sekitar dua puluh mil di sebalah
tenggara kota Baghdad yang sekarang. Wilayah kekuasaannya terbentang dari Irak
dan Mesopotamia hingga pedalaman timur Iran dewasa ini serta Afganistan.
Kondisi
politik Jazirah arab terpengaruhi oleh dua hal, yaitu pertama, interaksi dunia
Arab dengan kekaisaran Byzantin dan Persia. Kedua, persaingan antara
yahudi, agama Nasrani dan Zoroaster.
Bangsa Arab
terdiri beberapa suku. Mereka memiliki rasa cinta berlebihan terhadap sukunya.
Tidak jarang, Peperangan terjadi antar suku. Seperti perang Fujjar,
perang saudara yang terkenal karena terjadi beberapa kali. Pertama perang
antara suku Kinanah dan Hawazan, kemudian Quraisy dan Hawazan serta Kinanah dan
Hawazan lagi. Peperangan Fujjar terjadi 15 tahun sebelum Rasul diutus.
Selain itu,
di Jazirah Arab terdapat Beberapa kerajaan yang pernah ada, antara lain:
1. Kerajaan Kindah (480-529 M)
Dia adalah satu-satunya
kerajaan yang berdiri di tengah-tengah Jazirah Arab di antara hukum yang diatur
berdasarkan kabilah. Namun, kerajaan ini berumur sangat pendek. Raja pertama
kerajaan ini bernama Hajar Akil al-Mirar. Dia tunduk di bawah kerajaan Himyar
di Yaman. Cucunya yang bernama Harits bin ‘Amr berhasil meluaskan pengaruhnya
ke Hirah. Namun, kerajaan mereka hancur dan kembalilah kerajaannya pada
kehidupan kabilah. Penyair yang bernama Imruul Qais salah seorang pengarang
syair-syair masa jahiliah menisbat-kan dirinya pada raja-raja Kindah. Dia telah
berusaha untuk membangun kembali kerajaan leluhurnya, namun gagal.
2. Kerajaan Ma’in dan Kerajaan Qatban (1200SM-700SM)
Kedua
kerajaan ini hidup di satu zaman. Keduanya adalah kerajaan paling awal di
Yaman. Namun, sejarah tentang kedua kerajaan itu sangatlah sedikit.
3. Kerajaan Saba’ (955 SM-115 M)
Kerajaan Saba’ ini berdiri setelah runtuhnya kerajaan Ma’in dan Qatban.
Kerajaan Saba’ juga meliputi Hadharmaut. Ibukotanya adalah Ma’rab. Kerajaan ini
menjadi terkenal disebabkan dua hal.
Pertama, adanya Ratu Bilqis. Kisah tentang ratu ini dengan Nabi Sulaiman
disebutkan dalam surah an-Naml.
Kedua, Bendungan Ma’rab yang besar. Bendungan ini menjadikan Yaman
menjadi sebuah negeri yang makmur dan sejahtera. Namun, kemudian bendungan ini
hancur. Maka, terjadilah sebuah bencana air bah yang dahsyat. Akhirnya,
penduduk setempat banyak yang pindah ke wilayah utara. Peristiwa ini sekaligus
menjadi tanda kehancuran Saba’ dan berdirinya kerajaan Himyar.
Allah berfirman,
لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي
مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِن رِّزْقِ
رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ {15} فَأَعْرَضُوا
فَأَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ سَيْلَ الْعَرِمِ وَبَدَّلْنَاهُمْ بِجَنَّتَيْهِمْ جَنَّتَيْنِ
ذَوَاتَيْ أُكُلٍ خَمْطٍ
وَأَثْلٍ وَشَىْءٍ مِّن سِدْرٍ
قَلِيلٍ {16}
Artinya :
15. Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasaan Tuhan) di tempat kediaman
mereka Yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (kepada
mereka dikatakan): "Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan)
Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik
dan (Tuhanmu) adalah Tuhan yang Maha Pengampun". 16. tetapi mereka
berpaling, Maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besardan Kami ganti
kedua kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah
pahit, pohon Atsl dan sedikit dari pohon Sidr (Saba’: 15-16)
4. Kerajaan Himyar
Kerajaan ini berdiri
setelah runtuhnya kerajaan Saba’ dan menjadikan Zhafar sebagai ibukotanya.
Raja-rajanya menggelari dirinya dengan Tababi’ah. Saba’ dan Himyar meninggalkan
peninggalan-peninggalan yang menunjukkan keagungan kemajuan yang dicapai dua
kerajaan ini.
Kerajaan
ini kemudian semakin mundur di akhir-akhir pemerntahannya. Sehingga, Yaman
diduduki oleh orang-orang Romawi dan disusul kemudian oleh Persia.
5. Pendudukan Romawi di Yaman
Dzunuwas raja Himyar yang
memeluk agama Yahudi memberi pilihan kepada orang-orang Masehi Najran antara
memeluk agama Yahudi atau mereka harus mati. Temyata mereka lebih
baik memiliki mati daripada dipaksa harus memeluk agama Yahudi. Maka, dia
segera menggali parit dan mereka dibakar di dalam parit itu.
قُتِلَ أَصْحَابُ اْلأُخْدُودِ {4}
النَّارِ ذَاتِ الْوَقُودِ {5} إِذْ هُمْ عَلَيْهَا قُعُودُُ{6}
“Binasalah orang-orang yang membuat parit,
yang berapi (dinyalakan dengan) kayu bakar, ketika mereka duduk di
sekitarnya.”(al-Buruuj : 4-6)
Sebagian
mereka melarikan diri dan meminta bantuan kepada penguasa Habasyah yang
menganut agama Kristen (an-Najasyi) yang kemudian meminta bantuan pada kaisar
Romawi-pelindung agama Kristen. Kaisar kemudian mengirimkan kapal perang dan
senjata. Maka, Najasyi mampu menaklukkan kota Yaman berkat komandannya yang
ber-nama Arbath.
Pada
saat itu salah seorang pembantu dekatnya yang bernama Abrahah melakukan
pemberontakan dan akhirnya membunuhnya. Maka, jadilah Abrahah penguasa di
Yaman. Peristiwa ini terjadi pada saat hidupnya Abdul Mutthalib bin Hasyim,
kakek Rasulullah.
6. Pendudukan Orang-Orang Persia
atas Yaman
Salah
seorang anak raja Himyar yang bernama Saif bin Dzi Yazan melarikan diri ke
Persia. Dia meminta bantuan kepada orang-orang Persia untuk mcngeluarkan
orang-orang Habasyah dari negerinya. Maka, mereka pun bergerak dan mampu
mengalahkan orang-orang Romawi.
Kisra
Persia memerintahkan agar mengangkat Saif sebagai raja untuk seluruh Yaman.
Setelah Saif terbunuh, Kisra mengirim Wahruz menjadi penguasa di Yaman dan
tunduk di bawah pemerintahan Persia. Setelah Wahruz meninggal dia digantikan
oleh anak-anak dan cucu-cucunya.
Tatkala
Rasulullah diangkat sebagai Rasul, penguasa Yaman asal Persia saat itu adalah
Badzan-salah seorang keturunan Wahruz. Rasulullah mengajak Badzan untuk memeluk
Islam, la menyambut ajakan itu dan masuk agama Islam.
7. Kerajaan Hirah,
sejarah keamiran Hirah ini
mulai sejak abad 111 M. dan terus berdiri sampai lahirnya Islam. Kerajaan ini telah
berjasa juga terhadap kebudayaan Arab, karena warga negaranya, banyak
mengadakan perjalanan-perjalanan diseluruh jazirah Arab terutama untuk
berniaga, dalam pada itu mereka juga menyiarkan kepandaian menulis dan membaca.
Karena itu mereka dapat dianggap sebagai pennyiar ilmu pengetahuan di jazirah
Arab.
8. Kerajaan Ghassan,
nama Ghassan itu
berasal dari mata air di Syam yang disebut " Ghassan". Kaum
Ghassan memerintah dibagian selatan dari negeri Syam dan dibagian utara dari
jazirah Arab. Mereka telah mempunyai kebuayaan yang tinggi, dan menganut agama
Masehi yang diterimanya dari bangsa Romawi dan merekalah yang memasukkan agama
Masehi itu ke jazirah Arab.
9. Hijaz,
Hijaz berbeda dengan
negeri-negeri arab yang lain. Negeri Hijaz belum pernah dijajah, diduduki dan
dipengaruhi negara-negara asing. Hal itu dikarenakan letak geografis dan negeri
miskin, sehingga tidak menarik negara-negara lain untuk menjajahnya.
Kota
terpenting di daerah ini adalah Mekkah, tempat ka'bah berada. Pada awalnya, Mekkah dan
Ka'bah dikuasai oleh Nabi Ismail, kemudian putra sulungnya Nabit, dan
dilanjutkan oleh penguasa-penguasan kabilah Jurhum. Kemudian suku
Jurhum diganti oleh suku Khuza'ah, yang datang dari Yaman setelah runtuhnya bendungan Ma'rib,
dan berkusa di Mekkah selama 300 th.
Dalam abad V M, Suku
Quraisy merebut kekuasaan Mekkah dan Ka'bah dari Khuza'ah. Mekkah mengalami
kemajuan dibawah kekuasaan Suku Quraisy. Untuk mengurus Mekkah dan mengamankan
para penziarah yang datang ke kota Makkah,
suku Quraisy mendirikan semacam pemerintahan. Selain itu, suku Quraisy mangatur urusan yang berkenaan dengan ka'abah. Ada sepuluh
(10) jabatan tinggi yang dibagikan kepada kabilah dari suku Quraisy yaitu :
a. Hijabah (penjara kunci ka’bah)
b. Siqayah (penjara air mata Zam
zam)
c. Diyat (Kekuasaan hakim sipil dan
criminal)
d. Sifarah (kuasa usaha Negara atau
duta)
e. Liwa (jabatan ketentaraan)
f. Rifadah (pengurus pajak bagi
fakir miskin)
g. Nadwah (jabatan ketua dewan)
h. Khaimman (pengurus balai
musyawarah)
i. Khazinah (jabatan administrasi
keuangan)
j. Azlim (penjaga panah peramal)
untuk mengetahui pendapat para dewa-dewa.
EVALUASI
Buatlah 4 kelompok besar yang beranggotakan 9-10
orang, dari tiap kelompok bentuk 4 kelompok kecil untuk membahasa salah satu
dari 4 kondisi masyarakat arab sebelum Islam. Lakukan diskusi kecil di kelompok
kecil untuk menjawab pertanyaan berikut:
1. Bagaimana kondisi kepercayaan Masyarakat Mekkah
sebelum Islam?
2. Bagaimana kondisi sosial Masyarakat Mekkah
sebelum Islam?
3. Bagaimana kondisi ekonomi Masyarakat Mekkah
sebelum Islam?
4. Bagaimana kondisi politik Masyarakat Mekkah sebelum Islam?
Tulislah hasil diskusi kelompok kecil dan
presentasikan di kelompok besar.. lalu catat saran dan masukan dari kelompok
kecil lainnya dan susun menjadi laporan hasil diskusi kelompok besar. Tulislah
dalam bentuk artikel dengan ketentuan
halaman minimal 4 halaman dan ukuran kertas 4A.
Tetap pada 4 kelompok besar, diskusikanlah tentang
perbandingan kondisi masyarakat mekkah sebelum Islam dengan kondisi masyarakat
Indonesia sekarang, dengan menjawab pertanyaan berikut:
1. Apa persamaan kondisi
kepercayaan masyarakat mekkah sebelum Islam dengan kondisi masyarakat Indonesia
sekarang? Jelaskan?
2. Apa berbedaan kondisi
kepercayaan masyarakat Mekkah sebelum Islam dengan kondisi masyarakat Indonesia
sekarang?
3. Tulislah hasil
diskusi kelompok besar di kertas, kemudian presentasikan hasil diskusi
tersebut. Tulislah pertanyaan dari kelompok lain.
Setelah
mempelajari tema kondisi masyarakat Makkah sebelum Islam, lakukanlah refleksi
dengan menjawab bertanyaan berikut:
1. Apakah
kita telah memahami tentang kondisi masyarakat Makkah sebelum Islam?
2.
Apa pengaruh dan manfaat bagi kita mempelajari
tema ini?
3.
Apa rencana tindak kita setelah mempelajari tema
ini?
Tugas Kelompok (maksimal 5 orang per kelompok)
Cari ayat-ayat al Quran yang menjelaskan tentang
kondisi masyarakat Arab atau Mekkah sebelum datangnya Islam pada aspek agama,
sosial, ekonomi, dan politik. Tulislah minimal 5 ayat al Qur’an di kertas 4A.
II. MISI DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW DI MEKKAH
A. Permulaan Dakwah Nabi Muhammad saw
Nabi Muhammad diangkat sebagai nabi dan Rosul pada tanggal 17 Ramadhan,
13 tahun sebelum hijrah (610 M) ketika Usia beliau genap tahun. Beliau diangkat
ketika sedang bertahanus di gua Hira, sebuah di Jabal Nur yang terletak beberapa kilometer sebelah
utara kota Mekah. Pengangaktanya ditandai dengan turunnya Malaikat Jibril
untuk menyampaikan wahyu yang pertama kali yakni Al-Qur’an Surah Al-‘Alaq, 96:
1-5.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي
خَلَقَ {1} خَلَقَ الإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ {2} اقْرَأْ وَرَبُّكَ اْلأَكْرَمُ {3}
الَّذِي عَلَّمَ ابِالْقَلَمِ {4} عَلَّمَ اْلإِنسَانَ مَالَمْ يَعْلَمْ {5}
Artinya 1. bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, 2.
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. 3. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha pemurah, 4. yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam[1589], 5.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Turunnya ayat Al-Qur’an pertama tersebut, dalam sejarah Islam dinamakan
Nuzul Al-Qur’an. Setelah itu, turun wahyu kedua yaitu Surah Al-Mudassir: 1-7.
يَاأَيُّهَا الْمُدَّثِّرُ
{1} قُمْ فَأَنذِرْ {2} وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ {3} وَثِيَابَكَ فَطَهِّرْ {4}
وَالرُّجْزَ فَاهْجُرْ {5} وَلاَتَمْنُن تَسْتَكْثِرُ {6} وَلِرَبِّكَ فَاصْبِرْ
{7}
Artinya : 1. Hai orang yang berkemul (berselimut), 2. bangunlah, lalu
berilah peringatan!, 3. dan Tuhanmu agungkanlah!, 4. dan pakaianmu
bersihkanlah, 5. dan perbuatan dosa tinggalkanlah, 6. dan janganlah kamu
memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih banyak. 7. dan untuk
(memenuhi perintah) Tuhanmu, bersabarlah.
Surah Al Mudatsir berisi perintah Allah SWT agar Nabi Muhammad berdakwah
menyiarkan ajaran Islam kepada umat manusia. Mulailah beliau berdakwah secara sembunyi-sembunyi berdasarkan QS. Asy
Syuara’ 214:
وَأَنذِرْ عَشِيرَتَكَ
اْلأَقْرَبِينَ {214}
Artinya 214. dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,
Sejak itulah, Mulailah Nabi Muhammad berdakwah kepada
keluarga dan sahabat-sahabat terdekatnya. Beliau menjadikan rumah Al Arqam bin
Abil Arqam Al Makhzumi sebagai Pusat kegiatan dakwahnya.
Pada periode awal, Kerabat Nabi yang menerima dakwahnya
antara lain istrinya, Siti Khadijah, sebagai wanita pertama yang masuk
Islam. Lalu sepupunya, Ali bin Abi Thalib, sebagai orang yang pertama
masuk Islam dari Anak. Budaknya, Zaid bin Haritsah, sebagai orang
pertama masuk Islam dari hamba sahaya. Dan shahabatnya, Abu Bakar Shiddiq,
sebagai orang yang pertama masuk Islam dari laki-laki dewas.
Selain itu, Ada dua paman nabi Muhammad yang menolak
dakwah nabi yaitu Abu Thalib dan Abu Lahab. Keduanya tidak mau melepaskan agama nenek moyangnya
sampai meninggal dunia. Tapi keduanya memiliki sikap yang berbeda terhadap
dakwah nabi. Abu Thalib membiarkan Nabi Muhammad saw menyebarkan dakwahnya,
bahkan melindunginya dari gangguan dan acamanan pembesar-pembesar Quraisy.
Sedangkan Abu Lahab sangat menentang dakwah nabi, bahkan mengancam dan berniat
membunuh nabi Muhammad. ALLah mengabadikan cerita Abu Lahab di surat Al Lahab.
Selama 3 tahun Nabi
Muhammad saw berdakwah secara sembunyi-sembunyi,kemudian turunlah surat Al Hijr
94 yang memerintahkan berdakwah secara terang-terangan.
فَاصْدَعْ بِمَاتُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ {94}
Artinya 94. Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Nabi Muhammad saw berdakwah secara terang-terangan ke
seluruh lapisan masyarakat, baik golongan bangsawan maupun budak serta
negeri-negeri lain dilakukan pertama kali di Bukit Shafa. Ketika itu, pamannya,
Abu Lahab sangat menentang keras dakwah Nabi. Peristiwa tersebut diabadikan
dengan surat Al Lahab.
Nabi Muhammad menerima wahyu
dari Allah yang turun secara berangsur-angsur. Selama 13 tahun di Mekkah
(610-622 M), Nabi Muhammad menerima 4.726 ayat yang meliputi 89 surat. Surat-surat yang diturunkan selama Nabi
Muhammad di Mekkah dinamakan surat Makkiyah.
B. Prioritas Dakwah Nabi Muhammad saw di Mekkah
Selama Nabi Muhammad di
Mekkah, Prioritas dakwah pada masalah-masalah berikut:
1. Mengajarkan ketauhidan
Pada Masyarakat Arab
Jahiliyyah terdapat suatu kepercayaan berbagai tuhan (Polypheisme), seperti
penyembahan berhala, penyembahan bulan dan bintang, penyembahan jin, ruh, dan
arwah nenek moyang, dan ajaran yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sementara itu, Islam datang
dengan membawa ajaran tauhid, penyembahan hanya kepada Allah yang Maha Esa, tak beranak dan tak
diperanankan. Begiru juga yang berkaitan dengan kebudayaan. Kebudayaan Arab pra
Islam sangat dipengaruhi oleh mitologi dan ajaran-ajaran sesat lainnya, sedang
Islam membawa peradaban atau kebudayaan baru berdasarkan petunjuk Allah dan
Al-Qur’an.
Kondisi Masyarakat Mekkah yang menyembah
berhala
Nabi Muhammad saw mendapat tugas
mengajak masyarakat Mekkah untuk menyembah Allah saw, Tuhan yang Maha Esa.
Ajakan Nabi Muhammad saw bertentangan dengan kondisi masyarakat Mekkah yang
menyembah berhala.
Kebiasaan
masyarakat
2. Menegaskan
hari kiamat sebagai hari pembalasan
Masyarakat Arab pra Islam tidak
percaya kepada hari kebangkitan, hari pembalasan, sampai ada diantara mereka
bertanya-tanya, mana mungkin tualng berulang yang sudah hancur dapat
dibangkitkan dan dihidupkan kembali. Padahal Islam mengajarkan dan meperingatkan kepada manusia, bahwa dunia
dunia ini hanya sementara dan tempat yang abadi adalah akhirat.
Nabi Muhammad memprioritaskan dakwahnya
kepada ajakan untuk mempercayai adanya hari pembalas. Mereka perlu menjaga
kehidupannya untuk selalu sesuai dengan aturan dan tuntutan Allah saw. Setiap
kebaikan akan mendapat balasan kebaikan. Sebaliknya setiap kejahatan akan
mendapat balasan yang setimpal.Nabi Muhammad berusaha menyakinkan para
pengikutnya akan janji Allah bagi orang yang beriman.
3. Merubah prilaku jahiliyah.
Dalam tatanan
kehidupan social masyarakat Arab pra Islam terdapat pada suatu tradisi yang
melanggar etika (akhlak) dan hak asasi manusia: seperti perjudian,
minum-minuman keras, perampok, perzinahan, dan perbuatan yang melangar hokum
dan tantanan social masyarakat. Sementara Islam selalu mengajarkan perbuatan
terpuji, seperti menolong sesama manusia, melarang melakukan fitnah, mengambil
hak orang yang bukan miliknya sendiri, melarang mabuk-mabukan, melarang
perzinahan, melarang penguburan bayi hidup-hidup, dan ajaran terpuji lainnya.
Kondisi masyarakat Mekkah yang
terkenal dengan masa Jahiliyyah, bukan mereka bodoh dalam intelektual, tapi
mereka bodoh dalam prilaku yang cenderung merusak tantanan sosial, dan tatatan
pribadi. Mereka terbiasa melakukan judi, pembunuhan dan meminum hamar.
Nabi Muhammad secara bertahap
merubah prilaku-prilaku mereka sehingga menjadi makhluk yang baik dan benar.
Nabi Muhammad mencontohkan dalam kehidupannya sehari-hari. Nabi Muhammad sudah
terkenal dengan Al Amin sebelum diangkat menjadi Nabi dan Rosul. Masyarakat
Mekkah mengakui akan kebaikan dan kejujuran Nabi Muhammad saw. Al Quran
mengabadikan akhlak Nabi Muhammad dalam surat Al Qolam ayat 4.
وَإِنَّكَ لَعَلَى خُلُقٍ عَظِيمٍ
{4}
Artinya 4. dan Sesungguhnya kamu
benar-benar berbudi pekerti yang agung.
4. Mengangkat dan
melindungi hak asasi manusia
Didalam kehiduapan masyarakat
Arab pra Islam terdapat tradisi perbudakan. Memperbudak atau menjual
belikan budak seperti berdagang dagangan lainya. Dan perbuatan itu mereka
lakukan tanpa penyesalan seolah tanpa dosa. Sedangkan menurut ajaran Islam
manusia itu sama derajatnya, hanya takwa yang membedakan mereka. Kehadiran
Islam justru untuk mengangkat martabat mereka yang tertindas seperti para
dhuafa dan fakir miskin .Perbedaan inilah pada akhirnya membawa perbenturan
dasyat antara masyarakat Arab kafir dan mukmin di tanah Arab, Mekah.
Selain itu, Status wanita
dianggap sebagai aib keluarga. Kebiasaan membunuh dan mengubur anak wanita
menjadi alat untuk menghilangkan aib keluarga. Islam mengangkat derajat wanita
dalam posisi yang tinggi dan terhormat.
C. Respon Masyarakat Mekkah terhadap Dakwah Nabi Muhammad
saw
Pada umumnya, orang kafir
Quraisy tidak senang menerima kehadiran agama Islam di tengah-tengah kehidupan
mereka. Para tokoh masyarakatnya mulai menyebarkan isu yang tidak benar
mengenai ajaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. sehingga banyak masyarakat yang
terpengaruh oleh isu-isu yang menimbulkan fitnah tersebut.
Salah seorang tokoh
masyarakat Quraisy yang selalu menghalangi gerakan dakwah Nabi Muhammad saw.
adalah Abu Lahab. Ia mulai menghasut masyarakat Arab Quraisy supaya membenci
Nabi Muhammad saw. dan Islam. Bahkan Abu Thalib, paman Nabi yang memelihara dan
mengasuhnya sejak kecil juga dihasut untuk melarang Nabi Muhammad saw. agar
tidak menyebarkan ajaran Islam. Ia mendapat ancaman dan dipaksa untuk memenuhi
keinginan masyarakat Quraisy tersebut.
Pada suatu ketika, Abu
Thalib membujuk Nabi Muhammad saw. agar bersedia menghentikan kegiatan dakwahnya
karena banyak tokoh masyarakat kafir Quraisy yang mengancamnya bila ia tidak
berhasil membujuk Nabi Muhammad saw. untuk menghentikan dakwahnya. Namun
permohonan pamannya itu tidak dikabulkan, bahkan ia berkata tegas: “Wahai
pamanku, demi Allah, sekiranya matahari diletakkan di sebelah kananku, dan
bulan di sebelah kiriku supaya aku berhenti berdakwah, pasti aku tidak akan mau
berhenti berdakwah sampai Allah memberiku kemenangan atau aku binasa dalam
perjuangan.”
Mendengar perkataan dan
tekad bulat Nabi Muhammad saw. untuk terus berjuang, Abu Thalib tidak bisa
berbuat banyak kecuali menyerahkan sepenuhnya kepada Nabi Muhammad saw. Hanya
saja ia berpesan agar waspada dalam menyebarkan dakwah Islam dan berusaha
menghindari ancaman masyarakat Quraisy.
Orang-orang kafir Quraisy
tidak berani berhadapan langsung dengan Nabi Muhammad saw. untuk memintanya
agar meninggalkan kegiatan dakwah karena mereka masih memandang posisi sosial
pamannya, yaitu Abu Thalib. Tetapi mereka berani mengambil tindakan terhadap
keluarga dan para sahabat Nabi.
Melihat usaha pendekatan
Abu Thalib gagal dan agama Islam terus memperoleh pengikut, Abu Jahal dan Abu
Sufyan mendatangi Abu Thalib kembali sambil mengancam. Mereka berkata: “Hai Abu
Thalib, kamu sudah tua, kamu harus mampu menjaga dirimu jangan membela
Muhammad. Kalau hal itu dilakukan terus maka keluarga kita akan pecah.” Tetapi
ancaman itu juga tidak berhasil. Hal itu disebabkan karena tekad kuat Nabi
Muhammad saw. sudah bulat untuk terus melaksanakan dakwah Islam kepada masyarakat
Mekkah meskipun ia harus bertaruh nyawa.
Gagal melakukan pendekatan
melalui jalur kekeluargaan, akhirnya pemimpin masyarakat Quraisy lainnya
menjumpai Abu Thalib untuk membujuknya agar bisa menghentikan dakwah
kemenakannya itu. Kali ini bukan ancaman yang diberikan, melainkan tawaran. Ia
menawarkan seorang pemuda tampan bernama Amrah Ibnu Walid yang usianya sebaya
dengan Nabi Muhammad saw. Lalu mereka berkata: “Hai Abu Thalib, Muhammad saya
tukarkan dengan pemuda ini. Peliharalah orang ini dan serahkan Muhammad kepada
kami untuk kami bunuh.”
Mendengar ancaman dan
tekanan itu, Abu Thalib menjawab dengan suara lantang: “Hai orang kasar,
silakan dan berbuatlah sesukamu. Aku tidak takut!” Kemudian Abu Thalib
mengundang keluarga Bani Hasyim untuk meminta bantuan dan menjaga Muhammad saw.
dari ancaman dan penganiayaan kafir Quraisy.
Setelah gagal melakukan
tekanan kepada Nabi Muhammad saw. dan Abu Thalib, pemimpin Quraisy mengutus
Uthbah Ibnu Rabi’ah untuk membujuk Nabi Muhammad saw. agar menghentikan dakwahnya.
Untuk itu, ia menawarkan beberapa pilihan kepada Nabi Muhammad saw. Lalu ia
berkata: “Hai Muhammad, bila kamu menginginkan harta kekayaan, saya sanggup
menyediakan untukmu. Bila kamu menginginkan pangkat yang tinggi, saya sanggup
mengangkatmu menjadi raja, dan bila kamu menginginkan wanita cantik, saya
sanggup mencarikannya untukmu. Tetapi dengan syarat kamu mau menghentikan
kegiatan dakwahmu.” Mendengar tawaran itu, Nabi Muhammad saw. menolaknya dengan tegas. Lalu Nabi Muhammad membaca ayat-ayat al Qur’an. Uthbah tertunduk malu dan
hati kecilnya membenarkan ajaran Nabi Muhammad saw. Kemudian ia kembali ke
kaumnya dan menceritakan apa yang baru saja dialaminya. Kemudian ia
menganjurkan kepada masyarakat Quraisy dan kawan-kawannya untuk menerima ajakan
Muhammad saw.
Mereka yang tidak senang
dengan ajakan Nabi Muhammad saw. terus berusaha mengganggu dan merintangi
dakwah Nabi dengan berbagai cara, termasuk penyiksaan dan pembunuhan. Di antara
sahabat Nabi Muhammad saw. yang mendapat siksaan dari kafir Quraisy adalah
Bilal bin Rabah, Yasr, Amr bin Yasir, Sumaiyah (isteri Yasir), Khabbah bin
Aris, Ummu Ubais, Zinnirah, Abu Fukaihah, Al-Nadyah, Amr bin Furairah, dan
Hamamah. Mereka menerima siksaan di luar batas perikemanusiaan, misalnya
dipukul, dicambuk, tidak diberi makan dan minum. Bilal dijemur di terik
matahari dan ditindih batu besar. Isteri Yasir yang bernama Sumaiyah ditusuk
dengan lembing sampai terpanggang.
Siksaan itu ternyata tidak
hanya dialami oleh hamba sahaya dan orang-orang miskin, tetapi juga dialami
oleh Abu Bakar ash-Shiddiq, Zubair bin Awwam. Namun siksaan yang dialami Abu
Bakar ash-Shiddiq tidak berlangsung lama karena ia mendapat pertolongan dari
sukunya yaitu Bani Taymi.
Hambatan, gangguan, dan
ancaman terus berlangsung dilakukan masyarakat kafir Quraisy terhadap umat
Islam hingga akhirnya umat Islam diperintahkan oleh Nabi Muhammad saw. untuk
hijrah ke Habsyi (Etheopia).
Hal penting yang dapat
ditarik dari pelajaran di atas adalah bahwa apapun resiko yang akan dihadapi
masyarakat muslim dalam berjuang menegakkan kebenaran dan penyiaran nilai-nilai
keislaman, harus dihadapi dengan keteguhan jiwa, kesabaran, dan tawakal. Selain
itu juga harus diupayakan cara-cara terbaik dalam menyebarkan ajaran Islam
sehingga tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dapat berhasil dengan baik.
Rasulullah saw. telah memberikan contoh yang baik. Beliau tetap tabah, sabar,
tekun, dan berjiwa besar dalam menyebarkan ajaran Islam yang diterimanya.
Beliau tidak terkecoh dalam kedudukan, pangkat, harta, dan wanita atau
kehormatan duniawi lainnya.
Beberapa faktor yang menyebabkan mereka menolak keras ajaran Muhammad
adalah;
1. Ketakuan kehilangan
Kekuasaan
Kaum kafir Quraisy tidak dapat
membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Di masa itu terjadi perebutan kekuasaan
antar suku. Dengan mengikuti ajakan Muhammad mereka menganggap bahwa mereka
mengakui kekuasaan Muhammad. Mereka menganggapbahwa dengan mengikuti ajaran
Muhammad maka telah tunduk kepada Nabi Muhammad dan Bani Hasyim
2. Hilangnya Status Sosial
Masyarakat Quraisy saat itu
hidup dalam penggolongan-penggolongan status sosial atau kasta. Ada kaum
majikan dan ada kaum budak. Budak yang dimiliki seseorang adalah golongan yang
berkasta rendah. Mereka bisa diperjual belikan dan hak-haknya sebagai manusia tidak
dihargai sama sekali.
Para pembesar Quraisy pada
umumnya memiliki status sosial tinggi. Mereka keberatan jika status sosial
mereka disamakan dengan yang lain. Sementara Islam mengajarkan kepada manusia
untuk saling menghargai satu sama lain sebab derajat manusia adalah sama, yang
membedakannya di sisi Allah hanyalah tingkat ketaqwaannya saja. Oleh karena itu
kaum kafir Quraisy menentang ajaran Islam.
3. Hilangnya perdagangan
patung
Orang kafir quraisy adalah
masyarakat penyembah berhala. Membuat berhala merupakan mata pencaharian
masyarakat ketika itu. Mereka membuat berhala Latta, Uzza, Manat dan Hubbal
kemudian dijual kepada orang-orang yang mengunjungi kakbah yang nantinya
dijadikan sesembahan.
Sementara itu Islam
mengajarkan bahwa manusia hanya menyembah Allah semata dan tidak boleh
menyembah selain Allah. Jika mereka mengikutiajaran Islam maka mereka khawatir
kalau mata pencahariannya sebagai pembuat patung tersebut akan hilang.
D. Tantangan dan Rintangan
Ketika Rasulullah mulai melancarkan kegiatan dakwahnya secara
terang-terangan di tengah-tengah tempat kafir Quraisy berkumpul, dan mengajak
mereka untuk masuk Islam, bahkan beliau melakukan shalat di sisi Ka'bah.
Orang-orang kafir yang tidak suka dengan ajaran Islam semakin membenci ajaran
yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Lalu, kaum kafir Quraisy menghambat dan
menghalangi dakwah Rasulullah melalui berbagai cara diantaranya:
1. Penghinaan,
Ancaman dan Siksaan terhadap Rasulullah SAW
Rasulullah dihina sebagai orang gila,
tukang sihir, anak celaka dan lain-lain dengan sebutan penghinaan. Suatu saat
Rasul pernah dilempari kotoran domba, rumah beliau juga dilempari sampah dan
kotoran. Untuk mencelakakan beliau, pernah diletakkan duri yang tajam di depan
rumahnya, juga tindakan-tindakan lain yang sangat menyakitkan.
2. Penhinaan,
Ancaman dan Siksaan terhadap Pengikut Rasulullah SAW
Misalnya penghinaan dan penyiksaan
yang ditimpakan kepada Bilal oleh majikannya. Ia dijemur di tengah terik
matahari sambil dilempari batu. Tidak puas, majikannya pun mencambuknya dan
menimpakan batu yang besar di tubuh bilal. Bilal kemudian diselamatkan oleh Abu
Bakar dengan cara dibelinya dari majikannya dengan harga yang sangat tinggi.
Contoh lain penyiksaan keji yang dilakukan kafir Quraisy adalah siksaan yang
ditimpakan kepada Ayah dan ibu Ammar bin Yasir, mereka dibunuh dan bahkan
ditusuk jantungnya oleh Abu Jahal. Sahabat lainnya yang mendapatkan perlakuan
sama adalah Zamirah yang matanya dicungkil hingga buta. Kekejian mereka juga
menyebabkan Hibab terbelah tubuhnya karena ditarik oleh dua ekor unta yang
berlawanan arah.
3. Bujukan
Harta, Kedudukan dan Wanita
Langkah ini dilakukan oleh kafir
Quraiys dengan mengutus Utbah bin Rabi'ah untuk membujuk Rasulullah SAW dengan
harta dengan janji berapapun Nabi meminta maka akan diberikan. Bahkan mereka
membujuknya untuk menjadikan Nabi sebagai raja dan diiming-imingi wanita-wanita
yang tercantik di seluruh Arab asalkan Rasulullah menghentikan kegiatannya
menyebarkan agama Islam. Namun semuanya ditolak oleh Rasulullah.
4. Membujuk
Nabi untuk Bertukar Sesembahan
Kafir
Quraiys menawarkan kepada Nabi untuk saling bertukar sesembahan. Dimana mereka
meminta Nabi untuk menyembah tuhan Latta dan Uzza dalam beberapa hari, untuk
kemudian mereka bersedia menyembah Allah. Namun usaha ini ditolak Nabi melalui
firman Allah dalam QS. Al-Kafirun ayat 1-3.
5. Membujuk
dan Memprovokasi Abu Thalib
Tindakan langsung terhadap Nabi selalu
menghadapi kegagalan, maka kafir Quraisy mulai beralih untuk mempengaruhi dan
membujuk paman Nabi (Abu Thalib) agar memerintahkan Nabi berhentik berdakwah.
Mereka memprovokasi dengan memberikan ganti Rasulullah dengan seorang pemuda
yang gagah dan ganteng, dengan syarat Abu Thalib tidak menghalangi mereka
membunuh Nabi. Namun usaha mereka ditolak mentah-mentah oleh Abu Thalib.
Provokasi lainya adalah membujuk Abu Thalib dengan pernyataan bahwa Nabi telah
membawa ajaran yang bertentangan dengan ajaran para pendahulu dan nenek moyang
bangsa Arab. Taktik ini juga gagal. Bahkan Nabi mengatakan: "Senadainya
matahari di letakkan di tangan kananku dan rembulan di tangan kiriku, aku tidak
akan berhenti menyampaikan dakwah sehingga berhasil atau aku mati
karenanya".
6. Memghasut Masyarakat Mekkah
Upaya lain yang dilakukan kafir Quraisy
untuk merintangi dakwah Nabi adalah dengan memempengaruhi masyarakat Quraisy
untuk tidak mendengarkan dakwah atau bacaan-bacaan al-Qur'an, karena disebutkan
oleh mereka sebagai jampi-jampi yang membuat mereka tertenung. Selain itu,
mereka juga mengancam untuk tidak segan-segan membuat mereka sengsara atau bahkan
dibunuh jika mengikuti ajaran Nabi
7. Pengasingan
dan Pemboikotan Bani Hasyim dan Bani Muthallib
Upaya ini merupakan upaya yang sangat
menyengsarakan kaum Muslimin. Kafir Quraisy melarang siapapun untuk
berinteraksi dengan Bani Hasim dan Bani Mutahllib, melakukan transaksi jual
beli, menikahi atau dinikahi, menengok yang sakit atau menolong mereka.
Pemboikotan ini dituliskan dalam selembar pengemumuman yang ditempelkan di
pintu gerbang masuk Ka'bah, sehingga semua orang tahu dengan ancaman berat bagi
mereka yang melanggarnya.
8. Mempengaruhi
Pimpinan Negara-negara Tetangga untuk Menolak Kehadiran Islam/Orang Islam.
Ini
dilakukan misalnya ketika sebagian sahabat Nabi hijrah ke Habsy. Kafir Quraisy
datang menghadap raja mereka yang beragama Nashrani dan menjelaskan tentang
ajaran Islam dengan tidak benar. Namun, ketika dikonfrontir dengan umat Islam
yang dijurubicarai Ja'far, akhirnya mereka kalah dan raja Habysi memberikan
jamainan keamanan kepada umat Islam untuk hidup tentram di negaranya.
E. Modal kesuksesan Nabi Muhammad saw dalam berdakwah di
Mekkah
Nabi Muhammad
mengembangkan dakwahnya di Mekkah dengan segala tantangan dan ancaman dari
Masyarakat Quraisy. Tantangan tersebut tidak mengahalangi beliau untuk
menghentikan dakwanya. Perjuangannya terus dilakukan sehingga pengikutinya
terus bertambah. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari karakter yang dimiliki
oleh Nabi muhammad saw. . karakter tersebut
antara lain:
1.
Sabar.
Nabi Muhammad
memiliki kesabaran dalam menghadapi
ancaman, tantangan, hambatan dan gangguan baik dari keluarga maupun masyarakat
Mekkah. Sikap sabar menjadi modal utama Nabi Muhammad untuk terus berdakwah dan
tidak pernah putus asa.
2.
Kegigihan dan
keuletan
Nabi Muhammad saw memiliki kegigihan dan keuletan dalam menyebarkan
Islam, baik kepada keluarga maupun
masyarakat Mekkah. Kegigihan dan keuletan menghadapi segala rintangan yang
dihadapi.
3.
Berakidah yang
benar dan kuat.
Karakter ini menjadi modal utama dalam dakwah nabi
Muhammad. Beliau menyakini akan janji Allah swt. Beliau tidak pernah ragu akan
janji Allah yang akan melindungi dakwanya.
4.
Akhlak terpuji dan
menjauhi kemunkaran
Nabi Muhammad saw sudah terkenal dengan :Al Amin” sebelum
diangkat jadi Nabi dan Rosul. Masyarakat Quraisy sudah mengakui kebaikan dan
kejujuran Nabi Muhammad saw. Sehingga ketika Nabi Muhammad saw diangkat jadi
Nabi dan Rosul, semua orang tidak bisa menolak akan kebenaran dakwanya. Tapi
karena kesombongan dan keangkuhan menjadi masyarakak Quraisy menolak dakwahnya.
5.
Kesetaraan Derajat
Nabi Muhammad menjunjung tinggi persamaan derajat sesama
manusia. Tidak ada perbedaan antara bangsawan dan budak, antara yang kaya dan
miskin. Perbedaanya pada keimanannya. Karakter ini membuat semua orang merasa
nyaman dan diakui secara sama.
EVALUASI
Buatlah 5 kelompok besar yang beranggotakan 9-10
orang, dari tiap kelompok bentuk kelompok kecil untuk membahasa salah satu pertanyaan berikut. Lakukan diskusi kecil di
kelompok kecil untuk menjawab pertanyaan berikut:
1. Bagaimana Proses pengangkatan Nabi Muhammad
sebagai nabi dan Rosul?
2. Apa prioritas dakwah Nabi Muahmmad selama di
Mekkah?
3. Bagaimana respon masyarakat mekkah terhadap
dakwah Nabi Muhammad?
4. Apa tantangan dan rintangan yang dihadapi nabi
Muhammad saw?
5. Sebutkan faktor kesuksesan dakwah nabi di Mekkah?
Tulislah hasil diskusi kelompok kecil dan
presentasikan di kelompok besar.. lalu catat saran dan masukan dari kelompok
kecil lainnya dan susun menjadi laporan hasil diskusi kelompok besar. Tulislah dalam
bentuk artikel dengan ketentuan halaman
minimal 4 halaman dan ukuran kertas 4A.
Setelah
mempelajari tema Misi Dakwah Nabi Muhammad saw di Mekkah, lakukanlah refleksi
dengan menjawab bertanyaan berikut:
1. Apakah
kita telah memahami tentang misi dakwah Nabi Muhammad di Makkah?
2.
Apa pengaruh dan manfaat bagi kita mempelajari
tema ini?
3.
Apa rencana tindak kita setelah mempelajari tema
ini?
Tugas individu menghapal surat al ‘Alaq 1 – 5 dan
surat al Mudatsir 1-7. Kemudian kalian memperdengarkan hapalan kalian kepada
orang tua atau kerabat kalian, minimal 3 orang. Mintalah tanda tangan mereka
sebagai bukti kalian telah menperdengarkan hapalan. Gunakan format di bawah ini.
Nama : ...... Kelas
: .............................
No
|
Nama Surat
|
1 Nama .........
|
2 Nama .......
|
3 Nama ......
|
1
|
Surat Al ‘Alaq 1-5
|
|||
2
|
Surat Al Mudatsir
|
III. POLA DAKWAH NABI MUHAMMAD SAW. DI MEKKAH
A. Dakwah
rahasia (sirriyah)
Pada awal dakwahnya, nabi Muhammad menggunakan dakwah sirriyah
dalam menyebarkan Islam. Nabi Muhammad melakukan dakwah sirri bukan karena
takut melainkan strategi dakwah. Dimana Nabi mengantisipasi pengikut Nabi yang
masih sedikit dan belum kuat. Sedangkan ancaman dan siksaan masyarakat kafir
Quraisy masih kua dan status kota Mekkah sebagai
pusat agama bangsa Arab. Disana terdapat para
pengabdi ka’bah dan tiang sandaran bagi berhala dan patung-patung yang dianggap
suci oleh seluruh bangsa Arab
Nabi Muhammad saw melakukan dakwah sirri dengan pendekatan personal. Hal ini disebabakan
pendekatan personal memiliki keterkaitan batin serta interaksi emosional antara
pengajak dan yang diajak. pendekatan personal ini Nabi SAW telah menggabungkan
antara ikhtiar dan tawakal. Artinya nabi dalam berdakwah memperhatikan situasi
dan kondisi yang ada.
Nabi Muhammad melaksanakan dakwah sirriyah selama
3 tahun. Pertama-tama, Nabi menawarkan
Islam kepada orang-orang terdekat, keluarga besar serta shahabat-shahabat karib
beliau. Mereka diajak untuk memeluk
Islam. Dalam sejarah Islam dikenal sebagai as-Saabiquun
al-Awwalluun (orang-orang yang paling dahulu dan pertama masuk Islam). Mereka adalah
1. Khadijah binti Khuwailid, Ummul Mukminin
Isteri Nabi Shallallâhu ‘alaihi wasallam,
2. Zaid bin Haritsah bin Syarahil, Maula (budak)
beliau, al-Kalbi,
3. Ali bin Abi Thalib Sepupu beliau;
4. Abu Bakr ash-Shiddiq, Shahabat paling dekat beliau,.
Setelah memeluk Islam, Abu
Bakr bersemangat dalam berdakwah mengajak orang-orang masuk Islam. Karakter Abu Bakar
terkenal sebagai sosok laki-laki yang lembut, disenangi, dan berbudi baik. Para tokoh
kaumnya selalu mengunjunginya dan sudah tidak asing dengan kepribadiannya
karena kecerdasan, kesuksesan dalam berbisnis dan pergaulannya yang luwes. Melalui Dakwah beliau,
beberapa shahabat masuk Islam yaitu :
1. ‘Utsman bin ‘Affana al-Umawi,
2. az-Zubair bin al-’Awam al-Asadi,
3. ‘Abdurrahman bin ‘Auf,
4. Sa’d bin Abi Waqqash az-Zuhriyan dan
5. Thalhah bin ‘Ubaidillah at-Timi.
Kemudian diikuti oleh Bilal
bin Rabah al-Habasyi, Abu ‘Ubaidah; ‘Amir bin al-Jarrah yang berasal dari
suku Bani al-Harits bin Fihr, Abu Salamah bin ‘Abdul Asad, al-Arqam
bin Abil Arqam (keduanya berasal dari suku Makhzum), ‘Utsman bin
Mazh’un – dan kedua saudaranya; Qudamah dan
‘Abdullah -, ‘Ubaidah bin al-Harits bin al-Muththalib bin ‘Abdu
Manaf, Sa’id bin Zaid al-’Adawy dan isterinya;Fathimah binti
al-Khaththab al-’Adawiyyah – saudara perempuan dari ‘Umar bin al-Khaththab
-, Khabbab bin al-Arts, ‘Abdullah bin Mas’ud al-Hazaly serta
banyak lagi selain mereka. Mereka itulah yang dinamakan as-Saabiquunal
Awwaluun.
Mereka
semua masuk Islam secara sembunyi-sembunyi. Mereka menyembunyikan keimanannya untuk menghindari
ancaman dan siksaan Kafir Quraisy. Selain diuji oleh faktor eksternal, keimanan
mereka diuji oleh faktor internal, yaitu ajaran-ajaran yang diterima Nabi
bertentangan dengan kondisi yang ada dan diluar kemampuan otak manusia.
Seperti peristiwa isra
miraj. Peristiwa perjalan nabi dari Masjidil haram ke baitul maqdis, dan
diteruskan ke sudraotul muntahan dalam satu hari. Peristiwa yang tidak
mungkin dilakukan pada waktu itu. Dimana kondisi fasilitas transportasi masih
menggunakan unta atau kudan, belum tersedia alat transportasi modern seperti
pesawat terbang.Abu bakar merupakan shahabat pertama yang mempercayai peristiwa
tersebut, sehingga Abu bukar mendapat
gelar Ash Shiddiq. Beliau mempercayai apapun diucapkan dan disampaikan oleh
Nabi Muhammad saw. Pada peristiwa isra’ dan mi’raj, Nabi Muhammad saw mendapat
perintah menegakan shalat 5 waktu.
Menurut Ibnu Hajar bahwa
perintah shalat Termasuk wahyu pertama yang. Ibnu Hajar berkata:
كان صلى الله عليه وسلم قبل الإسراء يصلى قطعًا وكذلك
أصحابه، ولكن اختلف هل فرض شىء قبل الصلوات الخمس من الصلوات أم لا؟ فقيل: إن
الفرض كانت صلاة قبل طلوع الشمس وقبل غروبها.
“sebelum terjadinya Isra’,
beliau Shallallâhu ‘alaihi wasallam secara qath’i pernah melakukan shalat,
demikian pula dengan para shahabat akan tetapi yang diperselisihkan apakah ada
shalat lain yang telah diwajibkan sebelum (diwajibkannya) shalat lima waktu
ataukah tidak?. Ada pendapat yang mengatakan bahwa yang telah
diwajibkan itu adalah shalat sebelum terbit dan terbenamnya matahari”.
Walaupun dakwah dilakukan
secara sembunyi-sembunyi dan bersifat personal, namun beritanya sudah
kedengaran oleh kaum Quraisy. Hanya saja, mereka belum mempermasalahkannya karena
nabi
Muhammad belum menentang agama dan tuhan mereka. Sehingga nabi Muhammad dapat membangun jamaah
Mukminin berlandaskan ukhuwwah (persaudaraan) dan ta’awun (solidaritas). Kemudian turunlah wahyu yang memerintahkan Nabi
Muhammad untuk menyampaikan dakwah secara
terang-terangan dan menentang kebatilan kaum quraisy dan menyerang berhala-berhala mereka
B. Dakwah
Jahr
Ketika perintah dakwah terang-terangan turun, Nabi
Muhammad mengundang Bani Hasyim dan beberapa orang Bani
Al-Muthalib bin Al-Manaf. Nabi menyeru
kepada kaumnya menyembah dan berserah
diri kepada Allah. Namun semua kerabatnya menentang
Rasulullah, hanya Abu Thaliblah yang tidak menantang. Dia tidak masuk Islam
tapi dia mendukung dakwah Nabi Muhammad dan melindunginya dari gangguan kaum
kafir Quraisy.
Setelah Nabi merasa yakin terhadap dukungan dan
janji Abu Thalib untuk melindunginya dalam menyampaikan wahyu Allah, beliau
berdiri diatas Shafa, lalu berseru :
“ Wahai semua orang!” maka semua orang berkupul
memenuhi seruan beliau, lalu beliau mengajak mereka kepada tauhid dan iman
kepada risalah beliau serta iman kepada hari akhirat.”
Dari yang hadir disitu, Abu Lahab angkat bicara “
Celakalah engkau untuk selama-lamanya, untuk inikah engkau mengumpulkan kami.” Lalu turun surat Al Lahab.
Sejak itulah, dakwah Nabi terdengar seluruh
Mekkah, kemudian turun ayat surat Al Hijr 94
yang memerintahkan berdakwah secara terang-terangan.
فَاصْدَعْ بِمَاتُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ {94}
Artinya 94. Maka
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.
Kaum Quraisy merasa terganggun dengan dakwah Nabi,
karena kepercayaan mereka mulai dipermasalahkan dan berhala-berhala mereka
ditentangnya. Mereka mengakui sosok Nabi Muhammad sebagai orang yang jujur.
Mereka berusaha menghentikan dakwahnya dengan cara mendekati pamannya, Abu
Thalib. Mereka mengharapkan Abu Thalib bisa merayu Nabi Muhammad saw untuk
menghentikan dakwanya. Tapi Abu thalib menolak permintaan mereka.
Maka mereka pun pulang dengan tangan hampa sehingga Nabi bisa melanjutkan dakwah, menampakkan agama Allah dan
menyeru kepadaNya.
Semenjak penolakan itu, kafir Quraisy berusaha menghentikan nabi dengan
berbagai cara, antara lain menjelek-jelekkan ajaran Islam, membangkitkan
keragu-raguan, menyebarkan anggapan-anggapan yang menyangsikan ajaran-ajaran
beliau dan diri beliau, Melawan Al-Qur’an dengan dongeng orang-orang dahulu dan
menyibukkan manusia dengan dongeng-dongeng itu, agar mereka meninggalkan
Al-Qur’an, dan penyiksaan terhadap para pengikut nabi.
Kafir Quraisy berusaha menawarkan untuk mempertemukan
Islam dan jahiliyah. Mereka akan mengikuti ajaran Nabi tanpa meninggalkan
ajaran mereka, di lain pihak Nabi Muhammad saw dan pengikutinya mengikuti tata
cara ibadah mereka tanpa meninggalkan ajaran Islam. Nabi Muhammada dengan tegas
menolak penawaran mereka. Peristiwa tersebut diabadikan dalam surat al
Kaafirun.
قُلْ يَاأَيُّهَا الْكَافِرُونَ
{1} لآَأَعْبُدُ مَاتَعْبُدُونَ {2} وَلآَأَنتُمْ عَابِدُونَ مَآأَعْبُدُ {3}
وَلآَأَنَا عَابِدُُ مَّاعَبَدتُّمْ {4} وَلآَأَنتُمْ عَابِدُونَ مَآأَعْبُدُ
{5} لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ {6}
Artinya : 1. Katakanlah: "Hai orang-orang
kafir, 2. aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. 3. dan kamu bukan
penyembah Tuhan yang aku sembah. 4. dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa
yang kamu sembah, 5. dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang
aku sembah. 6. untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."
Nabi Muhammad mempertegas larangan adanya
pencampuran ajaran Islam dengan ajaran Lain. Penolakan akan tawaran lunak oleh
Nabi Muhammad saw, membuat kafir Quraisy semakin marah. Mereka melakukan
pemboikotan (embargo) terhadap para pengikut Nabi Muhammad dan kaumnya Mereka menulis selembar kesepakatan pemutusan
hubungan total dengan Bani Hasyim dan Bani Abdil-Muththalib. Pengumunan
tersebut digantung di salah satu sudut Ka’bah. Adapun isi pengumuman adalah:
1. Barang siapa yang setuju dengan agama Muhammad, berbelas kasihan kepada
salah seorang pengikutnya yang masuk Islam, atau memberi tempat singgah pada
salah seorang dari mereka, maka ia dianggap sebagai kelompoknya dan diputuskan
hubungan dengannya.
2.
Tidak boleh menikah
dengannya atau menikahkan dari mereka.
3.
Tidak boleh berjual
beli dengan mereka.
Nabi
Muhammad saw bersama bani Hasyim dan Bani Mutholib hidup terisolir dan tinggal
di lemabah Bani Hasyim. Kaum Quraisy semakin memperketat isolasinya kepada Nabi dan para shahabatnya
sehingga mereka tidak memiliki bekal makanan. Kesulitan mereka sampai pada
kondisi hanya makan dedaunan. Umat Islam tetap sabar dan tegar dari tekanan yang mencelakakan ini dengan terus
mengharapkan pertolongan Allah.
Di tengah penderitaan inilah Allah swt. memberikan pertolongan dengan berbagai cara.
Seperti Hisyam bin Amr, seorang kafir membawa untanya penuh makanan di malam hari ke Bani
Hasyim dan Bani Muththalib. Begitu sampai di dekat lembah ia lepaskan kendali
untanya. Ada juga orang-orang kafir bergabung di lembah Bani Hasyim dengan motivasi
kesukuan dan kekerabatan. Embargo atau pemboikotan berlangsung selama tiga tahun.
Pada
tahun ketiga, Hisyam bin Amr mengajak Zuhair bin Abi Umayyah bin Al Mughirah, untuk
membatalkan pemboikotan tersebut. Mereka berdua mengajak 3 orang lagi yaitu, Muth’im
bin Adiy, Abul Buhturiy bin Hisyam, dan Zam’ah bin Al-Aswad bin Al-Muththalib. Berlima
bertemu malam hari di sebuah bukit di Mekah dan bersepakat
untuk membatalkan pengumuman pembokiotan.
Dan ketika datang pagi hari mereka pergi ke tempat pertemuannya. Mereka menyatakan
penolakan terhadap pemboikotan atau embargo yang dilakukan orang-orang Quraisy.
Mereka ingin merobek pengumuman yang tergantung di sudut Kabah. Abu Jahal
berusaha menghalangi mereka berlima. Dan Abu Thalib saat itu
berada di salah satu sudut masjid menyaksikan pertarungan yang terjadi di
antara mereka.
Kemudian Muth’im bin Adiy berdiri ke tempat ditempelkannya pengumuman
itu untuk merobeknya, dan ternyata pengumuman itu sudah dimakan tanah kecuali
kalimat ‘Bismikallahumma’ yang menjadikan kebiasaan orang Arab menulis
surat. Setelah
itu berakhir pemboikotan terhadap Nabi Muhammad saw dan pengikutnya.
Kafir
Quraisy tetap menekan dan menyiksa para pengikut Nabi Muhammad saw. Hingga nabi
Memerintahkan pengikutnya untuk hijrah dan keluar dari Mekkah.
C. Hijrah ke
Habsyi
Penindasan dan penyiksaan
Kafir Quraisy semakin keras, membuat Nabi Muhammad saw dan pengikutnya berpikir
untuk menyelamatkan diri. Dalam kondisi tersebut turunlah surah Az-Zumar, yang berisi perintah hijrah.
Allah SWT berfirman:
قُلْ يَاعِبَادِ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ لِلَّذِينَ
أَحْسَنُوا فِي هَذِهِ الدُّنْيَاحَسَنَةٌ وَأَرْضُ اللهِ وَاسِعَةٌ إِنَّمَا
يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ {10}
Artinya 10. Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman.
bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia ini
memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya
orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
Nabi Muhammad saw. memerintahkan kaum muslimin agar hijrah ke
Habasyah, karena raja Habasyah, Ashhimmah An-Najasyi, adalah seorang raja
yang adil. Maka bulan Rajab tahun kelima kenabian, hijrahlah kelompok pertama terdiri
dari dua belas orang laki-laki dan empat orang perempuan. Pemimpinnya Utsman
bin Affan, yang hijrah bersama istrinya, Sayyidah Ruqayyah, putri Rasulullah
SAW.
Dan Hijrah ke Habasyah
terjadi dua kali. Ruqayyah kembali bersama suaminya, Utsman bin Affan bergabung dengan kelompok
hijrah kedua.
Kafir Quraisy khawatir
akibat dari hijrah Habasyah. Mereka takut Islam menyebar ke luar Mekkah dan
nantinya mereka akan mendapat bantuan dan pertolongan dari luar Mekkah.
Akhirnya kafir Quraisy mengirim dua orang utusan yang cerdas yaitu Abdullah bin Abi
Rabi‘ah dan Amr bin Al-Ash bin Wail As-Sahmi. Mereka pun mengumpulkan
hadiah-hadiah yang akan dibawa keduanya untuk An-Najasyi. Mereka
ingin merusak hubungan baik antara An-Najasyi dan orang-orang yang hijrah.
Dua
orang utusan kaum Quraisy itu pergi ke Habasyah. Mereka menyerahkan hadiahnya
kepada raja habasyah. Mereka meminta raja agar mengembalikan kepada mereka
orang-orang yang meninggalkan agama mereka. Raja habasyah menolaknya dan
sikapnya bahwa semua yang ada di tempatnya akan berada dalam perlindungannya dengan
aman. Kedua utusan kembali ke Mekkah dengan tangan hampa dan memberitahu sikap
raja Habasyah.
D. Misi ke
Thaif
Pada tahun kesepuluh
kenabian, Nabi Muhammad kehilangan dua orang yang dicintainya, yaitu Siti
Khadijah, istrinya yang selalu bersamanya dalam menyebarkan Islam, dan Abu
thalib, pamanya yang selalu melindungi dan membelanya dari ancaman kafir
Quraisy. Tahun tersebut dinamai tahu kesedihan (“am Hujn).
Setelah meninggal keduanya,
orang-orang kafir Quraisy semakin berani mengganggu dan menyakiti Nabi Muhammad
saw. Melihat
kondisi seperti itu, Nabi bersama Zaid berencana pergi ke Thaif, Wilayah yang berjarak sekitar 80 kilometer
dari tanah Suci Makkah.
Ada beberapa alasan Nabi
Muhammad memilih Thaif, antara lain
1. Thaif merupakan kota kedua setelah Mekah.
2. Di Thaid ada Bani Tsaqif, salah
satu suku Arab yang paling kuat. jika Mereka memeluk Islam, maka akan menjadi
kekuatan besar yang mendukung dakwah nabi.
3. Jarak Taif tidak jauh dari Mekah sehingga orang Islam dapat membantu
menyebarkan Islam di Thaif dan Mekkah.
Nabi Muhammad saw. pergi
ke Thaif untuk meminta bantuan serta perlindungan dari keluarganya yang berada
di kota itu, yaitu Kinanah yang bergelar Abu Jalail dan Mas’ud yang bergelar Abu
Kuhal serta Habib. Mereka adalah para pembesar dan penguasa di Thaif yang
berasal dari keturunan Tsaqif.
Nabi
Muhammad saw. berharap dakwahnya diterima oleh masyarakat Thaif. Akan tetapi
harapan itu tidak menjadi kenyataan, karena mereka tidak mau memberikan
perlindungan dan bantuan apapun kepada Nabi Muhammad saw. Mereka menolak membantu
Nabi Muahammad karena mereka menghindari perselisihan dengan masyarakat Mekkah.
Selain itu mereka telah terhasut oleh pengaruh Abu Jahal dan para pembesar
kafir Quraisy yang memberitakan bahwa apa yang diajarkan Muhammad adalah
kebohongan-kebohongan besar dan akan menyesatkan bangsa Arab.
Mereka mengusir nabi
Muhammad dengan dilempari batu oleh pemuda Thaif. Nabi Muhammad mengalami luka parah akibat lemparan
batu. Dengan pakaian yang berlumuran darah dan penuh luka, Nabi Muhammad
meninggalkan Thaif, menghindari kejaran penduduk Thaif. beliau beristirahat di
sisi kebun anggur milik dua bersaudara Uthbah dan Syaibah, anak Rabiah. Nabi
Muhammad menengadahkan muka ke langit mengadukan nasib yang dideritanya kepada
Allah dan berkata:
"اللَّهُمَّ
إِلَيْكَ أَشْكُو ضَعْفَ قُوَّتِي، وَقِلَّةَ حِيلَتِي، وَهَوَانِي عَلَى
النَّاسِ، يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ، أَنْتَ رَبُّ الْمُسْتَضْعَفِينَ وَأَنْتَ
رَبِّي، إلى مَنْ تَكِلُنِي؟ إلى بَعِيدٍ يَتَجَهَّمُنِي؟ أَمْ إلى عَدُوٍّ
مَلَّكْتَهُ أَمْرِي؟ إِنْ لَمْ يَكُنْ بِكَ غَضَبٌ عَلَيَّ فَلاَ أُبَالِي،
وَلَكِنَّ عَافِيَتَكَ هِيَ أَوْسَعُ لِي، أَعُوذُ بِنُورِ وَجْهِكَ الَّذِي
أَشْرَقَتْ لَهُ الظُّلُمَاتُ، وَصَلُحَ عَلَيْهِ أَمْرُ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ
مِنْ أَنْ تُنْزِلَ بِي غَضَبَكَ أَوْ يَحِلَّ عَلَيَّ سَخَطُكَ، لَكَ الْعُتْبَى
حَتَّى تَرْضَى، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ".
“Ya, Allah kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku kurangnya kesanggupanku,
dan kerendahan diriku berhadapan dengan manusia. Wahai Dzat Yang Maha Pengasih
ladi Maha Penyayang. Engkaulah Pelindung bagi si lemah dan Engkau jualah
pelindungku! Kepada siapa diriku hendak Engkau serahkan? Kepada orang jauh yang
berwajah suram terhadapku, ataukah kepada musuh yang akan menguasai diriku?
Jika Engkau tidak murka kepadaku, maka semua itu tak kuhiraukan, karena
sungguh besar nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku. Aku berlindung pada
sinar cahaya wajah-Mu, yang menerangi kegelapan dan mendatangkan kebajikan di
dunia dan di akherat dari murka-Mu yang hendak Engkau turunkan dan
mempersalahkan diriku. Engkau berkenan. Sungguh tiada daya dan kekuatan apa pun
selain atas perkenan-Mu.”
Lalu Rasulullah mengutus
seorang lelaki dari Khuza’ah untuk menemui Muth’am bin Adi dan mengabarkan
bahwa Rasulullah ingin masuk ke Mekkah dengan perlindungan darinya. Keinginan
Rasulullah ini diterima oleh Muth’am sehingga akhirnya Rasulullah kembali
memasuki Mekkah.
E.
Perjanjian Aqabah
Pada
tahun ke-12 kenabian, bertepatan dengan tahun 621 M, Nabi Muhammad saw. menemui
rombongan haji dari Yatsrib. Rombongan haji tersebut berjumlah sekitar 12
orang. Nabi Muhammad saw. menyampaikan dakwahnya. Dakwah Nabi mendapat
sambutan
yang baik sehingga mereka menyatakan
keislamannya di hadapan Nabi Muhammad saw. Mereka melakukan baiat kepada Nabi di
salah satu bukit di kota Mekkah, yaitu bukit Aqabah. Maka baiat ini disebut
dengan Bait ‘aqabah pertama, Adapun
isi baiat adalah
sebagai berikut:
1. Mereka menyatakan setia kepada Nabi Muhammad saw.
2. Mereka menyatakan rela berkurban harta dan jiwa.
3. Mereka bersedia ikut menyebarkan ajaran Islam yang dianutnya.
4. Mereka menyatakan tidak akan menyekutukan Allah swt.
5. Mereka menyatakan tidak akan membunuh.
6. Mereka menyatakan tidak akan melakukan kecurangan dan kedustaan.
Baiat pertama disebut bai’at
wanita karena tidak meliputi perang dan perang tidak terjadi, kecuali setelah
pembinaan pikiran dan akidah pada tiap orang. Strategi pengembangan Islam di Yastrib, Nabi
Muhammad mengirim Mus’ab bin umair bergabung dengan rombongan yang pulang ke
Ysrib. Tugas Mus’ab adalah untuk
membantu penduduk Yatsrib yang telah menyatakan keislamannya dalam menyebarkan
ajaran Islam di kota tersebut. Dia membacakan Al-Qur’an menjelaskan tentang
Islam kepada mereka. Selanjutnya Mus’ah menjadi guru mengaji di Madinah dan
imam dalam shalat, karena golongan Aus dan Khazraj membenci kalau salkh satu
dari mereka rnenjadi imam.
Pada tahun ke-13 kenabian
bertepatan dengan tahun 622 M, jamaah Yatsrib datang kembali ke kota Mekkah
untuk melaksanakan ibadah haji. Jamaah tersebut berjumlah sekitar 73 orang.
Setibanya di kota Mekkah mereka menemui Nabi Muhammad saw. dan atas nama
penduduk Yatsrib mereka menyampaikan pesan untuk disampaikan kepada Nabi
Muhammad saw. Pesan itu adalah berupa permintaan masyarakat Yatsrib agar Nabi Muhammad
saw. bersedia datang ke kota mereka, memberikan penerangan tentang ajaran Islam
dan sebagainya. Permohonan itu dikabulkan Nabi Muhammad saw. dan beliau
menyatakan kesediaannya untuk datang dan berdakwah di sana. Untuk memperkuat
kesepakatan itu, mereka mengadakan perjanjian kembali di bukit Aqabah.
Karenanya, perjanjian ini di dalam sejarah Islam dikenal dengan sebutan Perjanjian
Aqabah II.
Adapun Isi Perjanjian
Aqabah kedua ini adalah:
1.
Penduduk Yatsrib siap dan bersedia melindungi Nabi Muhammad saw.
2.
Penduduk Yatsrib ikut berjuang dalam membela Islam dengan harta dan jiwa.
3.
Penduduk Yatsrib ikut berusaha memajukan agama Islam dan menyiarkan kepada
sanak saudara mereka.
4.
Penduduk Yatsrib siap menerima segala resiko dan tantangan.
Setelah pelaksanaan Baiat, Nabi Muhammad saw. meminta 12 pemimpin
sebagai naqib kepada kaum mereka, dalam rangka merealisasikan baiat. Komposisi
12 itu terdiri 9 orang dari Kabilah
Khazraj, dan 3 dari kabilah Aus, mereka
itu adalah:
Naqib-nabib
kepada al-Khazraj
1.
As’ad bin Zurarah bin Ads
2.
Sa’d bin al-Rabi’ bin Amru
3.
Abdullah bin Rawahah bin Tha’labah.
4.
Rafi bin Malik bin al-Ajlan
5.
Al-Bara’ bin Marur bin Sakhr
6.
Abdullah bin Amru bin Hiram
7.
Ubadah bin al-Samit bin Qais
8.
Sa’d bin Ubbadah bin Dulaim
9.
Al-Munzir bin Amru bin Khanis
Naqib-naqib
kepada al-Aws
1. Usaid bin Hudhair bin Simak
2. Sa’d bin Khaithamah bin al-Harith
3. Rifa’ah bin Abd al-Munzir bin Zubair
Dengan itu Rasulullah menegaskan kepada mereka
dengan sabdanya: “Kamu semua adalah penjamin sebagaimana golongan al-Hawariyun
adalah penjamin kepada Isa bin Mariam dan aku adalah penjamin kepada umat ku”
Jawab mereka sebulat suara dengan lafaz; “Ya”.
Dengan
keputusan ini terbukalah di hadapan Nabi Muhammad saw. harapan baru untuk
memperoleh kemenangan karena telah mendapat jaminan bantuan dan perlindungan
dari masyarakat Yatsrib. Sebab itu pula, kemudian Nabi Muhammad saw.
memerintahkan kepada sahabat-sahabatnya untuk hijrah ke Yatsrib, karena di kota
Mekkah mereka tidak dapat hidup tenang dan bebas dari gangguan, ancaman dan
penyiksaan dari orang-orang kafir Quraisy.
Selain
itu, ada beberapa faktor yang mendorong Nabi Muhammad saw. memilih Yatsrib
sebagai tempat hijrah umat Islam. Faktor-faktornya antara lain:
1. Yatsrib adalah tempat yang paling dekat.
2. Sebelum diangkat menjadi nabi, beliau telah mempunyai hubungan baik dengan
penduduk kota tersebut. Hubungan itu berupa ikatan persaudaraan karena kakek
Nabi, Abdul Mutholib beristerikan orang Yatsrib. Di samping itu, ayahnya
dimakamkan di sana.
3. Penduduk Yatsrib sudah dikenal Nabi karena kelembutan budi pekerti
dan sifat-sifatnya yang baik.
4. Bagi diri Nabi sendiri, hijrah merupakan keharusan selain karena
perintah Allah swt.
Dengan
demikian, langkah-langkah strategis yang sangat menguntungkan bagi dakwah Islam
telah dicanangkan. Beliau telah memiliki kesiapan yang sangat matang, selain
karena telah mendapat dukungan dari penduduk Yatsrib, juga karena secara fisik
dan mental beliau telah siap meninggalkan kota kelahirannya untuk meneruskan
perjuangan dalam menegakkan kalimah tauhid.
Buatlah kelompok kecil menjadi 6 kelompok. Setiap
kelompok mendiskusikan satu pertanyaan di bawah.
1.
Kenapa Nabi Muhammad melakukan dakwah sirriyah di awal dakwaknya?
2.
Jelaskan Alasan perbedaan antara dakwah sirriyah dan dakwah zahriyah?
3.
Apa alasan Nabi Muhammad meminta perlindungan ke orang Thaif?
4.
Jelaskan perbedaan antara aqabah I dan aqabah II?
5.
Apa sikap yang harus dimiliki seorang dai berdasarkan pola dakwah yang nabi
lakukan?
6.
Apa pola dakwah yang tepat untuk diterapkan di zaman sekarang?
Tulisalah hasil diskusi kelompok kecil di kertas.
Tukar kertasnya dengan kertas milik kelompok lain. Bacalah hasil kerja kelompok
lain dan berilah komentar hasil kerja kelompok lain.
Setelah
mempelajari tema pola dakwah Nabi Muhammad saw di Mekkah, lakukanlah refleksi
dengan menjawab bertanyaan berikut:
1. Apakah
kita telah memahami tentang Hijrah Nabi Muhammad ke Madinah?
2.
Apa pengaruh dan manfaat bagi kita mempelajari
tema ini?
3.
Apa rencana tindak kita setelah mempelajari tema
ini?
RANGKUMAN
1. Sebelum datang Islam, penduduk
Mekkah dikenal dengan penduduk jahiliyah (bodoh). Mereka bukan bodoh secara
intelektual tapi mereka mememiliki prilaku yang buruk di aspek agama, sosial,
ekonomi, dan politik. Dari aspek agama, mereka menyembah berhala yang berada di
sekitar Ka’bah. Dari aspek sosial, mereka suka minum hamar, mabuk, berzinah dan
merampok. kedudukan wanita di tempat yang paling rendah, dan masalah perbudakan
masih ada. Dari aspek ekonomi, mereka mempraktekan riba dan menjual barang
dengan harga yang tinggi untuk mendapatkan keuntungan besar. Dari aspek
politik, mereka sangat gemar berperang dan sering terjadi perang antar suku.
2. Masyarakar Mekkah memiliki karakter positif
antara pemberani, fisik yang kuat, daya ingat yang kuat, loyalitas tehadap
pimpinan. Profesi mereka adalah berdagang, bertani dan berternak. Mereka
melakukan perniagaan ke Syam di musim dingin, dan pergi ke Syam di musim panas.
3. Misi Nabi Muhammad SAW sebagai rahmatan lil
‘alamin yaitu
a. Mengajarkan
kepada manusia tentang akidah dan larangan menyembah selain Allah swt.
b. Menegaskan tentang adanya hari
pembalasan
c. Mengajarkan akhlak terpuji dan
melarang berbuat kemungkaran.
d. Mengakui dan melindungi hak asasi
manusia.
4.
Masyarakat Mekkah merespon dakwah nabi dengan penolakan. Hanya sebagian kecil
yang menerima dakwah Nabi. Para pembesar Mekkah menolak ajaran Nabi dan
berusaha mencegah dakwah nabi dengan bebagai cara, seperti meminta bantuan Abu
Thalib untuk merayu Nabi, menawarkan kedudukan, wanita, dan harta, dan menyiksa
para pengikutnya. Walaupun mendapatkan respon negatif, Nabi Muhammad tidak
berhenti untuk menyebarkan Islam.
5.
keberhasilan dakwah Islam dikarenakan Nabi Muhammad memiliki karakter pendukung
yaitu kesabaran menghadapi ancaman, kegigihan dan keuletan dalam menyebarkan
Islam, memiliki kenyakinan yang kuat, memiliki akhlak yang mulya dan selalu
menghindari kemungkaran, dan mengakui kesetaraan derajat manusia.
6.
Selama di Mekkah, Nabi Muhammad menerapkan beberapa pola dakwah antara lain
dakwah sirriyah sebagai cara dakwah yang digunakan ketika kondisi dan situasi
tidak mendukung. Dakwah Jahriya sebagai cara menyebarkan dakwah lebih luas dan
pengikutnya sudah siap dengan segala resiko. Hijrah ke Habasyah sebagai cara
melindungi dan memelihara nyawa dan agama pengiku Nabi. Hijrah ke Thaif sebagai
cara mencari tempat menyebarkan yang ideal untuk menyebarkan Islam. Dan Baiat
Aqabah I dan II sebagai cara persiapan pendukung dan tempat untuk membangun
basis Islam.
UJI KOMPETENSI
1) Mengapa Nabi Muhammad
memerintahkan Para shahabatnya berhijrah ke Habasyah?
2) Bagaimana pola dakwah
Nabi Muhammad di Mekkah?
3) Jelaskan kondisi masyarakat Mekkah
sebelum Islam?
4) Jelaskan misi dakwah
Nabi Muhammad di Mekkah?
5) Bagaimana Nabi Muhammad
dan Para shahabat menghadapi siksaan dan Ancamam dari Kaum Quraisy?
No comments:
Post a Comment